Wednesday, August 14, 2013

AGEN BOLA INDONESIA | Seram! Tradisi Dunia Yang Mengerikan!



Tradisi atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan sudah menjadi bagian dari kehidupan suatu kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah.

Banyak di antara tradisi tersebut telah punah, atau tidak diteruskan lagi. Dan banyak diantara tradisi tersebut merupakan tradisi mengerikan, seperti contoh-contoh berikut ini :


Foot Binding adalah sebuah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan zaman dahulu yang terjadi di China. Tradisi ini telah menghadirkan penderitaan besar bagi para perempuan China pada masa itu. Kaki mereka diikat dengan kuat untuk memperkecil ukurannya, karena pada masa itu ukuran kaki yang kecil melambangkan keindahan dan kecantikan.
Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat miskin biasanya terlambat memulai pengikatan kaki karena mereka membutuhkan bantuan anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan. Pengikatan kaki dimulai pada akhir masa Dinari Tang (618-907) dan Dinasti Qing (1644-1911), budaya mengikat kaki menyebar luas dalam mayoritas mayarakat China sampai akhirnya dilarang pada masa pemerintahan Sun Yat Sen tahun 1911. Kelompok yang menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China. Kebiasaan mengikat kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar satu miliar wanita China mengalami pengikatan kaki. Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki mendekati tumit. Hal ini akan membuat kaki semakin pendek.
Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya agar tidak membuat kuku-kuku kaki yang diikat masuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan pisau.
Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki ini membuat siklus  darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 cm saja.

Eunuchs atau kasim adalah sebutan bagi seorang pria yang kehilangan kesuburannya karena kemaluannya telah dibuang dengan sengaja atau karena sebab-sebab lain. Catatan-catatan cerita paling awal tentang pengebirian dengan sengaja untuk menghasilkan kasim berasal dari Kota Lagash di Sumeria pada abad ke-21 SM. Sejak itu, selama beribu-ribu tahun seorang kasim bekerja di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga, penyanyi laki-laki dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun pelayan di harem. Kasim pertama disebutkan berawal pada masa kekaisaran Asyur (850 hingga 622 SM). Mereka biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia atau Firaun dari Mesir (hingga Dinasti Lagis yang dikenal sebagai Ptolemeus, yang berakhir dengan Cleopatra).
Di Tiongkok kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir Dinasti Ming ada sekitar 70.000 orang kasim di istana Kaisar. Jabatan kasim sangat besar, bahkan kasim-kasim tertentu melampaui kekuasaan Perdana Menteri. Jumlah kasim pada tahun 1912 menurun hingga 470 orang, ketika mereka tidak lagi dipekerjakan. Kasim diberikan jabatan pegawai negeri yang demikian tinggi dengan alasan bahwa mereka tidak dapat mempunyai anak, mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan memulai sebuah Dinasti.

Tradisi Sati atau bakar diri hidup-hidup, dianggap sebagai lambang kesalehan, sekaligus menunjukkan kepemilikan laki-laki atas perempuan, biasanya dilakukan oleh perempuan yang berkasta tinggi dan dipercaya hanya perempuan pilihan yang dapat melakukannya.
Sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi istri, tetapi juga bagi istri simpanan, saudara ipar dan bahkan ibu, untuk mengorbankan dirinya di api pembakaran jenazah pasangan laki-laki mereka. Pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan sesuai dengan ajaran Hindu.




Tradisi dueling dipraktekkan pada abad 15-20 oleh masyarakat barat, yang merupakan adu tanding antara dua orang. Kematian dicocokan dengan senjata, sesuai dengan aturan eksplisit atau implisit yang telah disepakati, sebagai lambang kehormatan. Biasanya diiringi oleh perwakilan yang dipercaya. Dueling biasanya terjadi karena keinginan satu pihak (penantang) karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap kehormatannya. Tujuan dari dueling tidak lain adalah untuk kepuasan semata, untuk memulihkan status kehormatan mereka bersedia mempertaruhkan nyawa. Dueling biasanya diilakukan dengan pedang atau sebuah pistol.

Seppuku atau biasa kita kenal dengan sebutan Harakiri. Salah satu tradisi yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang, yang berasal dari kata hara yang berarti perut dan kiru yang berarti memotong. Kebiasaan harakiri atau Seppuku ini dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan Samurai sebagai suatu bukti kesetiaan. Bunuh diri yang dilakukan para Samurai ini sangat menyiksa, karena si pelaku harus menunggu kematian karena kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya. Ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh Samurai jika ingin melakukan Harakiri. Ia harus mandi, menggunakan jubah putih dan makan makanan favorit mereka. Pelaku Harakiri harus ditemani seorang pelayan (kaishakunin) yang ia pilih sendiri.

Kaishakunin ini bertugas membuka kimononya dan mengambilkan pisau yang akan digunakan. Jika pelaku Harakiri menjerit atau menangis kesakitan saat ia menusuk dan mengeluarkan isi perutnya, hal tersebut dianggap sangat memalukan bagi seorang Samurai. Karena itu kaishakunin bertugas mengurangi penderitaan itu, mempercepat kematian dengan memenggal kepala si pelaku Harakiri.








Human sacrifice adalah sebuah tradisi pengorbanan manusia. Tindakan membunuh manusia ini dilakukan dengan tujuan menawarkan persembahan kepada dewa atau sejenisnya. Persembahan ini bervariasi, beberapa seperti Mayans dan Aztecs yang terkenal untuk upacara persembahan kepada makhluk jahat, sedangkan lainnya sudah nampak sebagai praktek primitif. Korban persembahan dibunuh dengan cara yang berbeda-beda, mulai dari dibakar, dipenggal, bahkan dikubur hidup-hidup. Korban-korbannya biasanya adalah anak kecil atau gadis-gadis perawan. Tradisi ini adalah sejarah yang umum di dunia. Kebanyakan agama mengutuk praktek human sacrifice ini, dan Undang-Undang menganggapnya sebagai tindak pidana. Namun sampai hari ini, masih ada yang melakukan tradisi tersebut terutama di daerah-daerah terpencil dimana kepercayaan tradisional masih berlanjut.

Concibinage disebut juga sebagai pengundikan. Foto di samping menunjukkan sekelompok selir berdiri di belakang pelindung mereka (biasanya kasim).











Geisha berasal dari kata "Gei" yang berarti seni atau pertunjukkan dalam bahasa Jepang dan "Sha" berarti orang. Jadi Geisha berarti seorangseniman tradisional penghibur di Jepang atau person of the arts. Di Kyoto sendiri, kata "Geiko" digunakan untuk gambaran para seniman seperti itu. Kehadiran Geisha di abad 18 dan 19 merupakan hal yang umum dan hingga kini merekapun masih tetap ada walaupun jumlah mereka sudah semakin berkurang. Geisha dilatih secara tradisional sejak masa kecil mereka. Rumah Geisha sering membeli gadis-gadis kecil dari keluarga miskin dan mengambil tanggung jawab untuk membesarkan dan melatih mereka. Selama masa kanak-kanak, Geisha yang pertama-tama dilatih sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior rumah Geisha, selain sebagai latihan ini juga dipakai untuk membantu kontribusi biaya pemeliharaan dan pendidikan mereka. Sistem tradisi latihan yang panjang ini masih tetap ada di Jepang, dimana seorang mahasiswa yang tinggal di rumah guru seninya, mulai melakukan pekerjaan rumah yang umum dan mengamati serta membantu gurunya hingga akhirnya berpindah untuk menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Latihan ini memakan waktu beberapa tahun.

Tibet ialah sebuah kawasan di Asia Tengah dan penempatan asli bagi orang Tibet. Dengan ketinggian purata sebanyak 4.900 meter (16.000 kaki), Tibet merupakan rantau yang tertinggi di bumi dan sering bergelar "Bumbung Dunia".
Bagi masyarakat Tibet yang beragama Buddha ini, tanah tempat tinggal mereka terletak di atas gunung dimana tiada tanah lembut. Hampir kesemuanya diliputi batu. Oleh karena tidak ada tanah perkuburan yang disebabkan oleh keadaan geografi, mereka memberi mayat untuk dimakan oleh burung. Di samping itu, dengan cara begitu dipercayai roh si mati akan kekal di gunung. Tindakan lelaki di dalam gambarr yaitu memotong serta menghancurkan mayat adalah untuk memudahkan burung tersebut mempercepat proses tersebut. Mereka juga tidak mau burung tersebut membawa anggota badan yang masih utuh (speerti kepala, tangan, dan lain-lain) ke tempat lain.



cgo757 adalah Agen Bola Indonesia yang terbaik dan terpercaya.

Agen Bola Indonesia cgo757 menyediakan berbagai permainan, seperti SPORTBOOK, CASINO GAMES, TOGEL, dan TANGKAS.


Agen Bola Indonesia cgo757 memberikan berbagai bonus menarik bagi member kami, berupa :

*BONUS 10% untuk New Member Sportbook
*BONUS  5% untuk Next Deposit
*BONUS Comission Sportbook 0.5%
*BONUS Rollingan 0.7%
*BONUS TOGEL 29% (2D), 59% (3D), 65% (4D0
*BONUS REFERRAL 0.5% (dari TOTAL DEPO selama sebulan)

No comments:

Post a Comment

Recent Post